Rabu, 08 Desember 2010

Manajemen Pendidikan

Pentingya Manajemen Pendidikan

Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. 


Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan.

Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.

Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal itu,

Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.

Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam perkembangannya, manajemen pendidikan memerlukan Good Management Practice untuk pengelolaannya. Tetapi pada prakteknya, ini masih merupakan suatu hal yang elusif. Banyak penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa hal tersebut bukanlah suatu hal yang penting,

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait manajemen pendidikan antara lain:

1. Sasaran Pendidikan: Aspek afektif

Salah satu isu utama keberhasilan pendidikan adalah sejauh mana tingkat afektifitas yang dimiliki oleh anak didik, apakah menjadi lebih saleh, berbudi pekerti, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Inilah tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan.

2. Manajemen Guru

Sampai saat ini, guru sebagai salah satu sumber daya terpenting pendidikan masih undermanaged atau bahkan mismanaged. Pimpinan pendidikan pada umumnya masih melihat guru sebagai faktor produksi saja. Padahal manajemen guru, adalah suatu hal yang sangat penting untuk keberhasilan suatu pendidikan.

3. Peningkatan Pengawasan

Dalam manajemen pendidikan, fungsi pengawasan sepertinya menempati posisi terlemah. Masih banyak aspek pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian sasaran yang masih luput dari pengawasan.

4. Manajer Pendidikan

Keberhasilan manajemen pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran serta manajer/pengelola pendidikan. Selama ini banyak peran ganda yang dijalankan oleh komponen pendidikan, seperti guru menempati posisi sebagai kepala institusi pendidikan. Efisiensi biaya sering dijadikan alasan, meski urusan manajemen sangat berbeda dengan urusan belajar-mengajar.

5. Partisipasi Manajer Bisnis

Dalam membenahi manajemen pendidikan, tidak ada salahnya bagi penyelenggara pendidikan untuk memanfaatkan keterampilan menajerial para manajer bisnis. Fungsi manajemen bersifat universal dan keterampilan manajemen dapat ditransfer dari satu bidang ke bidang lain,

6. Aliansi antar sekolah

Aliansi antar institusi pendidikan bisa menjadi jalan memajukan institusi pendidikan, sehingga dapat belajar dari good management practice lembaga pendidikan lain.

7. Kebijakan Pemerintah

Faktor eksternal berupa keterlibatan pemerintah dalam pendidikan juga mempengaruhi manajemen pendidikan di negara tersebut.

Singkatnya, manajemen pendidikan sangat diperlukan oleh semua pihak yang terkait dengan pendidikan. Meski demikian, penerapannya ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Ada banyak tantangan dan problematika yang harus dihadapi, Semua pihak harus bekerja sama menyelesaikan problematika tersebut agar cita-cita pendidikan bisa terealisasi.

Rabu, 19 Mei 2010

Teknologi Informasi

A. Perkembangan Teknologi Informasi
Manusia diciptakan oleh Allah bukan hanya sebagai makhluk individual tapi juga mahluk sosial. Di samping sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan utamanya, maka sebagai mahluk sosial manusia juga membutuhkan komunikasi dengan sesamanya. Itulah sebabnya maka manusia mencari dan menciptakan sistem serta alat untuk saling berhubungan, mulai dari melukis bentuk (menggambar) di dinding gua, isyarat tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan cara komunikasi yang lebih canggih seperti menggunakan telepon dan internet.
Teknologi Informasi (selanjutnya disingkat TI) sampai dengan saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan TI, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah (interaktif). Salah satu peralatan penting di bidang teknologi informasi ini adalah komputer. Setiap mesin yang mampu menerima data, memproses data, menyimpan data, dan menghasilkan bentuk keluaran berupa teks, gambar, simbol, angka dan suara dapat dikategorikan sebagai komputer. Dan salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi yang berkaitan erat dengan komputer adalah internet.
Internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari milyaran komputer di seluruh dunia. Dimulai pada pertengahan tahun 1970′an pada masa perang dingin dan mencapai puncaknya pada tahun 1994, ketika interface grafis dan konten/isi dari jaringan tersebut diciptakan dan diperuntukan kepada masyarakat umum sehingga dapat dipergunakan secara lebih mudah. Internet memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan jarak dan waktu dalam mendapatkan informasi. Dari segi ekonomi, internet merupakan sebuah jawaban yang sangat efisien, efektif dan relatif murah jika dibandingkan dengan hasil yang akan didapat.
Sejak diperkenalkannya kepada dunia pada tahun 1972-1973, penggunaan internet pun meluas tidak hanya pada kalangan khusus saja (militer pada saat itu). Seiring dengan perkembangannya, orang-orang yang memanfaatkan Internet membuat sebuah sistem yang memudahkan peng-akses-an internet oleh masyarakat luas. Sistem ini juga memungkinkan adanya peluang bisnis dalam bidang ini. Hal ini ditandai dengan didirikannya provider (penyedia layanan) internet sampai warnet (warung internet).
TI adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, untuk menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Perkembangan TI dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TI adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan TI memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
B. Peran Teknologi Informasi di Bidang Pendidikan
Dalam kehidupan kita di masa mendatang, sektor TI dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu di antaranya adalah di bidang pendidikan (e-education).
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning”. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Society)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah.
Melihat perkembangan TI, kecenderungan dunia pendidikan khususnya di Indonesia di masa mendatang adalah sebagai berikut:
o Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.
o Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan dalam sebuah jaringan.
o Perpustakaan dan instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.
o Perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan akan lebih banyak digunakan.
o Makin diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai TI khususnya yang dapat diaplikasikan di bidang pendidikan.
Perkembangan TI dalam bidang pendidikan seperti yang telah dibahas di atas, memungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chattroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board.
Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi didukung dengan metode pembayaran online.
C. Peran Teknologi Informasi di Bidang Agama
Kemajuan TI ternyata tidak hanya mempengaruhi bidang pendidikan, tapi juga berdampak dalam bidang penyebaran kepercayaan/agama. Teknologi telekomunikasi dan informasi telah memunculkan revolusi yang sangat besar pengaruhnya dalam berkehidupan di masyarakat, dimana informasi dapat diakses kapan dan dimanapun tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Menurut Arief Mawanto (Universitas Sultan Agung Semarang), “Adanya komunikasi dengan internet menimbulkan suatu pola dakwah yang universal, yang memungkinkan dakwah dapat disebarkan tanpa adanya batasan wilayah, ruang dan waktu sehingga cakupan dakwah akan semakin luas dan pola berkembang secara dinamis karena tuntutan manusia modern akan informasi yang selalu up to date”. Dr. Kun Wardhana Abiyoto, ketua Muslim Information Technology Association (MIFTA) menyatakan, “Tidak bisa ditawar-tawar lagi, umat Muslim harus mampu menguasai dan memanfaatkan sebesar-besarnya perkembangan teknologi informasi. Dari sisi dakwah, kekuatan internet sangat potensial untuk dimanfaatkan”.
Walaupun sejauh ini belum ada penelitian mengenai efektivitas pemanfaatan internet bagi kepentingan penyebaran agama, tapi yang pasti banyak kalangan akademisi telah memanfaatkan sarana internet secara optimal bagi pengembangan agama. Hal tersebut misalnya ditandai dengan banyak bermunculan situs baru bernuansakan agama tertentu. Penyebaran agama melalui internet memang efektif karena didukung oleh sifat internet yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi agama bisa disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah. Informasi yang disebarkan lewat internet, dapat menjangkau siapapun dan di manapun asalkan yang bersangkutan mengakses internet.
Perlu diakui bahwa sebagian besar umat beragama belum secara optimal memanfaatkan TI seperti internet karena penyebaran agama melalui TI sangat membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai. Meski internet mudah mengirimkan informasi antar negara, tapi tergantung adanya infrastruktur di daerah tersebut. Karena itu pembangunan infrastruktur TI perlu ditingkatkan.

Senin, 17 Mei 2010

Seni Dalam Perspektif Kristen


Seni Dalam Perspektif Kristen

Karya-karya seni sepanjang sejarah kemanusiaan merupakan bukti tentang kehebatan manusia, yang jauh mengungguli makhluk-makhluk lainnya. Untuk memperbesar kekaguman kita akan kemanusiaan, cukup kita pergi ke museum, atau ke peninggalan-peninggalan purba, atau ke gedung orkestra, atau ke suatu pameran lukisan. Arsitektur, musik, lukisan, karya pahat, film, fotografi, tari-tarian, tulisan, dsb., akan segera membangkitkan rasa kagum kita tadi, sebab karya-karya seni ini menggemakan kehebatan manusia. Siapa tidak kagum melihat lukisan-lukisan karya Basuki Abdullah atau Affandi? Siapa tidak tenggelam dalam kedalaman pengisahan tulisan penulis-penulis besar seperti Tolstoy, Tagore, Dostoevsky, Mangunwijaya, dsb? Siapa tidak takjub melihat arsitektur kuno seperti Borobudur maupun arsitektur modern seperti Opera House di Sidney? Siapa pula tidak terbuai oleh musik-musik indah karya komponis agung seperti Bach, Mozart, Vivaldi, Tschaikovsky, dsb? Siapa pula dari kita yang tidak bangga dengan aneka ragam kesenian Indonesia dari Sabang sampai Merauke?

Seni tanda keagungan manusia yang membuat hidup ini terasa lebih indah, tidak lepas dari permasalahan. Misalnya, ada seni pahat yang indah, ada pula yang dijadikan berhala yang disembah manusia. Ada lukisan dan foto-foto seni yang mengagumkan, ada pula yang menggiurkan merangsang nafsu. Ada musik yang menyentuh kalbu dan menyegarkan jiwa, ada pula yang mengaduk perasaan menjadi galau. Orang Kristen tinggal di tengah-tengah dunia yang dibanjiri oleh berbagai trend kesenian, masing-masing lengkap dengan produknya. Kita harus memilih dan menentukan sikap. Apalagi karena kini seni dengan penggabungan teknologi canggih (misalnya lewat video, majalah, kaset, dsb), mampu dimassalkan menerobos segala bentuk batasan, dan memperhadapkan kita langsung dengan berbagai pilihan seni. Patokan apa dapat kita pakai untuk menilai dan memilih?

Bukan hanya itu. Kekristenan bukan saja bergumul tentang seni di luar dirinya, yang harus disaringnya sebelum dapat diterima, tetapi seni di dalam kekristenan pun wajib kita pergumulkan. Seni, karunia Tuhan yang agung itu, tidak saja mampu membawa kita ke dalam suasana indah, tetapi kadang-kadang membuat kita bingung dalam pemilihan sikap. Bagaimanakah sikap Alkitab terhadap seni? Apa tanggung jawab dan peran Kristen dalam bidang seni? Seni yang bagaimana yang sebaiknya kita kembangkan dalam corak ibadah dan pelayanan Kristen?

Seni menurut Alkitab

Barangsiapa mencari dukungan Alkitab untuk sikap antipatinya terhadap seni, akan kecewa. Sebaliknya orang yang mencari dukungan Alkitab atas sikap pro seni tanpa pandang bulu, juga akan dikecewakan. Kedua sikap pro dan kontra dapat kita temui dengan jelas diajarkan dalam Alkitab.

Alkitab bukan saja mendukung pengembangan kesenian, tetapi bahkan memerintahkan kita untuk mengembangkannya. Seni sebagai bagian Bari panggilan dan karunia budaya, jelas merupakan suatu karunia yang harus dikembangkan oleh manusia. Bukankah kreativitas manusia merupakan salah satu aspek dari keberadaan manusia sebagai gambar Allah, Sang Pencipta yang Maha kreatif itu? Maka mengembangkan daya seni yang Tuhan telah tanamkan dalam diri kita adalah bentuk ketaatan kita terhadap panggilanNya untuk mencerminkan Dia melalui hidup dan karya kita.

Sepanjang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kita menjumpai perkenan Allah atas berbagai upaya dan karya seni: Bezaleel dan Aholiab (Kel. 31:1- I 1), desainer seni Kemah Sembahyang; mazmur-mazmur; hymnologi yang diungkapkan Paulus dalam surat-suratnya (Fil. 2:6-I I; Kol. I : 15-23); sampai ke doxologi di Kitab Wahyu, semuanya menyaksikan fakta ini dengan jelas.

Bila kita telusuri kisah Bezaleel dengan lebih teliti, kita dapat menarik beberapa kesimpulan tentang seni. Pertama, seni ada dalam cakupan kehendak Allah, sebab Allah sendiri yang memerintahkan pembuatan Kemah Sembahyang secara berseni. Allah menginginkan tempat ibadah umatNya itu memiliki penampilan bercita-rasa seni tinggi (Kel. 25-28). Kedua, kemampuan seni adalah karunia Allah. "Lalu Musa memanggil Bezaleel dan Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN keahlian..." (Kel. 36:2). Dalam tafsirannya tentang bagian ini, Calvin menandaskan bahwa setiap kemampuan seni atau ilmiah, bahkan juga yang dimiliki mereka yang tidak beriman, adalah karunia Roh Kudus. "The knowledge of all that is most excellent in human life is said to be communicated to us through the Spirit of God" (Institutes 22 16). Maksud Calvin bukanlan bahwa seniman yang tak beriman memiliki Roh Kudus, tetapi bahwa semua kemampuan dalam diri manusia adalah akibat pekerjaan Roh Kudus dalam anugerah umum.

Lebih jauh, Keluaran 31 mengembalikan seluruh detil kemampuan seni yang dibutuhkan untuk merancang interior maupun eksterior Kemang Sembahyang itu sebagai karunia Roh Kudus. (Perhatikan kata-kata "Kutunjuk", "Kupenuhi", "Kuperintahkan" 3 I :2-6).

Seni selain merupakan karunia, juga merupakan panggilan hidup Bari Allah. Banyak kaum injili masa kini mengkategorikan hanya pelayanan gerejawi sebagai panggilan hidup Bari Tuhan. Tetapi melalui gerakan Reformasi kita disadarkan bahwa seluruh kehidupan kita adalah pelayanan dan ibadah untuk Tuhan, dan karena itu, adalah panggilan Tuhan untuk kita. Bezaleel menerima panggilan itu. Panggilan di bidang seni, seperti halnya panggilan di bidang pelayanan Firman, atau di bidang ilmu, tidak berlaku umum tetapi berlaku khusus. Tuhan memanggil secara pribadi. Seseorang bisa dipanggil Tuhan menjadi pendeta atau missionaris atau guru atau ilmuwan, bisa pula dipanggilNya menjadi seniman!

Walaupun terhadap senimanseniman bukan Kristen tidak dapat kita katakan bahwa "ilham" yang mereka terima adalah bukti mereka dipimpin oleh Roh Kudus, namun dalam kasus seniman Kristen (seperti halnya Bezaleel dalam Kel. 35:30) dapat disimpulkan adanya hubungan erat antara mutu kerohanian dengan mutu seninya. Urutannya jelas: "memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan..." (Kel. 35:31). Juga kepandaian untuk mengajar (ayat 34). Melalui kisah Bezaleel ini kita menarik pelajaran indah bahwa seni adalah karunia yang Tuhan berikan kepada manusia dan merupakan panggilan khusus untuk orang tertentu yang dipanggilNya menjadi seniman. Pelayanan dalam bidang seni ini meliputi prinsip pimpinan Roh, pemberian kemampuan, penggunaan akal dan pengetahuan serta pengembangannya melalui jalur ajar-mengajar.

Di pihak lain, Alkitab juga mengungkapkan penyalahgunaan seni oleh manusia. Firman Tuhan melarang pembuatan patung dan berbagai simbol lainnya untuk disembah (Kel. 20:4,5). Harun dengan lembu emasnya, Nebukadnezar dengan patung raksasanya, dan kitab-kitab petenung zaman Kisah Para Rasul, cukup menjadi bukti betapa mudahnya daya seni manusia itu dipakai untuk menghasilkan hal-hal yang jahat, buruk dan melawan Tuhan. Teologi Reformed mengingatkan kita bahwa kejatuhan manusia dalam dosa mencemarkan seluruh aspek kemanusiaan kita, termasuk kepekaan dan daya seni manusia.

Bila Alkitab bersikap seperti itu, kita pun seharusnya bersikap demikian. Kita patut bersikap positif, menerima dengan syukur dan mengembangkan potensi seni yang Tuhan titipkan pada kita. Di lain pihak kita wajib sadar akan pengaruh dosa yang mungkin membelokkan arah seni dari memuliakan Tuhan dan membangun kemanusiaan menjadi sesuatu yang memberontak melawan Allah clan menghancurkan kemanusiaan.

Peran Kristen terhadap kesenian

Terhadap kesenian, orang Kristen dan gereja wajib menjalankan perannya sebagai imam, nabi dan raja. Sebagai imam, kita dipanggil untuk "menyelamatkan" kesenian dalam arti menyaksikan prinsipprinsip Kristen ke dalam pergumulan dan pengungkapan seni dunia di sekitar kita. Sebagai nabi kita dipanggil untuk menyuarakan kebenaran dan menilai kesenian dalam terang kebenaran Firman Tuhan. Sebagai raja kita dipanggil untuk memerintah, menguasai, mempengaruhi kesenian, terutama dengan jalan menciptakan ungkapan-ungkapan kesenian yang dinafasi oleh kekristenan dalam keterlibatan penuh kita di dalam kesenian.

Bila semua peran itu kits jalankan, maka timbullah beberapa konsekuensi praktis dalam sikap kita terhadap kesenian. Ada kemungkinan kita harus membuangnya, sebab karya seni bersangkutan sudah sedemikian dirusak oleh ketidakbenaran dan kejahatan (misalnya berhala-berhala, kitab primbon, film porno, dsb). Ada pula saat ketika kita boleh menerima karya seni bersangkutan karena prinsip isi dan bentuknya tidak menyimpang dari kekristenan. Lebih dari itu, orang Kristen terpanggil untuk mengembangkan daya seninya sedemikian rupa sampai mampu mencetuskan karya-karya seni yang berprinsip Kristen dan mempengaruhi dunia.

Kesenian gerejawi

Dalam sejarah terbukti bahwa kesenian yang dikembangkan dalam konteks gereja sempat menjadi ratu yang berpengaruh dan ditiru kesenian dunia ini. Arsitektur gereja dan musik gereja adalah dua contoh paling jelas tentang hal ini. Tetapi apa yang dulu merupakan kebanggaan gereja rupanya kini sudah berbalik. Dalam banyak hal, gereja paling ketinggalan dalam kesenian di zaman ini. Kenyataan ini merupakan cambuk yang melecut kita untuk mawas diri dan bangun dari ketiduran kita dalam bidang seni gerejawi. Di manakah dramawan, musikus, pelukis, arsitek, pernahat, novelis Kristen abad ini yang mau menggeluti ulang panggilan Tuhan untuk bidang seni dan menghasilkan karya-karya berkaliber?

Seni Kristen/gerejawi bukan saja yang semata merupakan ungkapan kisah-kisah Alkitab. Karya-karya Dostoevsky (The Brother's Karamazov) yang sarat dengan masalah filsafat, religius, dan sosiologis juga dapat dipakai Tuhan untuk mentobatkan orang. Karya Tolkien mungkin lebih mampu berkomunikasi dengan banyak orang tentang kebenaran Kristen. Karena itu kits perlu lebih banyakseniman Kristen yang menempatkan ulang Kekristenan di panggung pergelaran seni dunia.

Namun demikian, sisi lainnya tidak boleh kita lupakan. Seperti yang Tuhan Yesus ingatkan, semua orang yang ingin taat kepadaNya pasti akan menerima salibnya sendiri. Dalam bentuk penghinaan, dipandang tak berarti, dianggap tidak sesuai trend, dsb. Demikian pula tidak selamanya Tuhan mengijinkan kesenian gerejawi diterima di panggung kesenian dunia ini. Selama penolakan dunia atas kesenian gerejawi dan orang Kristen bukan disebabkan oleh kelalaian, kebodohan atau kemalasan kita sendiri dalam mengembangkan seni, maka jelas bahwa itu adalah konsekuensi kemuridan kita mengiring Kristus.

Konklusi

Orang Kristen clan gereja tidak dapat mengelak dari keharusan terlibat dalam kesenian, paling tidak menikmatinya. Kita disadarkan bahwa days seni manusia adalah suatu karunia yang sangat mulia yang menunjukkan aspek kemanusiaan kita sebagai gambar Allah. Dalam Alkitab sendiri, kesenian bisa dikatakan sebagai puncak ibadah yang dimulai dari iman (doktrin), dilanjutkan oleh kasih (dalam etika) clan diakhiri dengan doxology (estetika). Itu sebabnya, Kristen harus terlibat dalam kesenian clan mengupayakan kesenian yang bermutu tinggi.

Di pihak lain, kita disadarkan bahwa dosa dan pengaruh iblis merembes masuk ke semua kapasitas kemanusiaan kita, tidak terkecuali daya seni kits Karena karya seni adalah karya manusia berdosa, seni pun besar kemungkinan tercemar oleh dosa.

Karena itu, Kristen terpanggil menjalankan perannya sebagai imam, nabi dan raja. Kesenian harus dikembalikan kepada tempatnya semula, yaitu sebagai alat untuk memuliakan Tuhan, mengungkapkan keindahanNya dan ciptaanNya dalam ungkapan-ungkapan artistik dan menunjukkan kebenaran. Seni bukan tujuan akhir yang diberhalakan clan memperbuclak manusia. Seni dapat memuliakan Allah, mencerminkan kebenaran dan keindahan serta membangun kemanusiaan, bisa pula sebaliknya. Karena itu, kita harus berperan aktif: memperbaiki, menilai dan mencetuskan yang baru.